Kampus Merdeka: Praktek Industri Selama 3 Semester, Mungkinkah?

Dunia pendidikan, utamanya perguruan tinggi sedang diguncang oleh pernyataan Menteri Pendidikan tentang kampus merdeka. Setelah sebelumnya mencetuskan ide merdeka belajar, kini disusul dengan Kampus merdeka. Apa sih maksudnya kampus merdeka ini?


Empat Kehijakan Kampus Merdeka

Kebijakan Kampus Merdeka ini ditujukan bagi lingkup pendidikan tinggi. Iyalah, penyebutan nama "kampus" kan memang untuk level perguruan tinggi. Kalau untuk pendidikan dasar dan menengah, namanya "sekolah".

Dikutip dari kompas.com, Nadiem menyatakan “Ini tahap awal untuk melepas belenggu agar lebih mudah bergerak. Akan ada beberapa matriks yang akan digunakan untuk membantu pendidikan tinggi mencapai targernya.”

Nadiem Makarim menjelaskan bahwa kebijakan Kampus Merdeka ini merupakan kelanjutan dari konsep Merdeka Belajar. Beliau menerangkan paket kebijakan Kampus Merdeka ini akan menjadi langkah awal dari rangkaian kebijakan untuk perguruan tinggi. Dalam paparan kebijakan tersebut, disebutkan setidaknya ada empat poin yang menjadi program utama Nadiem di lingkup perguruan tinggi, yaitu :
  1. Otonomi pembukaan program studi baru
  2. Proses re-akreditasi dilakukan secara otomatis dan sukarela
  3. Syarat menjadi PTN-BH dipermudah
  4. Hak belajar 3 semester diluar prodi dan perubahan definisi SKS
Itulah empat point kampus merdeka yang dicanangkan oleh Mendikbud. Dalam tulisan ini, hanya akan dibahas point ke empat, yaitu hak belajar 3 semester di luar prodi

Kuliah Kerja Industri Selama 3 Semester 

Hak belajar 3 semester diluar prodi, diartikan bahwa mahasiswa diberikan kebebasan untuk mengambil ataupun tidak sks (Satuan Kredit Semester) di luar kampusnya sebanyak dua semester atau setara dengan 40 sks. Ditambah, mahasiswa juga dapat mengambil sks di prodi lain di dalam kampusnya sebanyak satu semester dari total semester yang harus ditempuh. Namun, ini tidak berlaku untuk prodi kesehatan.

Peraturan ini mengingatkan saya pada tahun 2005, saat saya pertama kali bergabung di instansi tempat saya bekerja saat ini.

Kala itu, kami sudah menerapkan program ini, yaitu praktek industri selama 3 semester. Kami menyebutnya kuliah kerja industri. Jadi selama 3 semester, yaitu semester 3, semester 5 dan semester 7, mahasiswa tidak ada di kampus. Mereka magang di industri. Harapannya berada di industri yang sama, sehingga mahasiswa makin paham dunia kerja di industri tempat magangnya.

joint program BA Malang
Timeline Joint Program BA Malang


Kuliah Kerja Industri (KKI) 1, dilakukan saat semester 3. Saat ini belum banyak ketrampilan teknis yang dimiliki oleh mahasiswa. Sehingga tujuan kegiatan dalam semester ini adalah mahasiswa mengenal budaya kerja. Bagaimana proses yang terjadi di industri, bagaimana bekerja sama dengan sesama pekerja. Lebih banyak soft skill yang diasah dalam masa KKI 1 ini 

Kuliah kerja industri 2 dilaksanakan pada semester 5. Diharapkan pada masa ini, mahasiswa sudah diberikan pekerjaan yang bersifat teknis, sesuai dengan bisang kerja di industri.

Kuliah kerja industri 3 dilaksanakan pada semester 7. Dalam masa ini, selain melakukan pekerjaan teknis di tempat industri, mahasiswa juga di harapkan melakukan pengamatan di industri. Hal apa saja yang bisa dikembangkan berkaitan dengan industri yang ditempati. Harapannya mereka juga bisa melakukan penelitian disini, sehingga sudah ada draft untuk tugas akhir/skripsi. Di semester 8, tinggal memoles aja skripsinya. Sehingga pas 8 semester bisa lulus.

Mahasiswa Terampil dan Siap Kerja 

Dengan menerapkan kuliah kerja industri selama 3 semester ini, hasilnya mahasiswa menjadi lebih terampil. Bahkan kami, para dosen, sering juga mendapat pengetahuan baru lewat para mahasiswa ini. 

Sepulang dari industri, mereka harus membuat laporan dan mempresentasikannya. Nah saat presentasi inilah, para dosen bisa juga melihat bagaimana dunia industri kini. Hal ini juga penting dalam penyesuaian kurikulum, sehingga mata kuliah yang diberikan, benar-benar sesuai dengan perkembangan dunia kerja. Nggak kayak saya dulu, yang diajarkan di kampus sudah jauh tertinggal dengan apa yang ada di dunia industri.

Sayangnya, tahun 2010, instansi saya harus menutup program ini, karena dilarang oleh kemendikti kala itu. Menurutnya tak rasional kalau mahasiswa sampai 3 semester di dunia industri.

Dan kini, peluang untuk itu terbuka kembali. Kita lihat saja, apakah ada kampus-kampus yang akan menyambutnya. Karena untuk melaksanakan program ini, kampus harus memiliki hubungan yang baik dengan industri


Komentar

  1. Setuju banget dgn konsep yg digulirkn Mas Menteri.
    Karena belakangan ini, kentara banget adanya missing link antara kampus dan industri.
    dgn konsep ini, semoga bisa dikembangkan kerjasama dgn lebih baik lagi.

    BalasHapus
  2. Mbak Nanik yg otonomi pembukaan program studi baru itu kedepannya mungkin bakal ada fakultas wayang, trus jurusan sawit, dan lain-lain. Kalau saya nunggu ada fakultas blog, vlog, medsos dan content creator deh hehe.... serius

    BalasHapus
  3. Perubahan biasanya ga mudah dilakukan
    Terlebih di sektor pendidikan
    Inget kasus kurikulum 2013 yang fenomenal

    BalasHapus
  4. Duh kerennya semoga semangat ini membaik ya jadi mamak ga stres nungguin anak kuliah isinya cuman ujian mulu haha

    BalasHapus
  5. Saya lebih setuju kalau imbang waktu di kampus dan industri,karena akan mencetak sumber daya yang siap kerja. Saya sarjana pariwisata, tiap akhir semester genap ada praktek 3 bulan. Dan saat semestar 8 praktek kerja 6 bulan. Hasilnya, angkatan saya terserap cepat..bahkan belum wisuda sudah kerja.
    Jadi bagus ini ide Mas Menteri

    BalasHapus
  6. Dalam dunia pendidikan, teori saja tidak akan cukup apabila tidak disertai dengan praktek dan riset. Ini akan memperkaya wawasan dan kemampuan mahasiswa itu sendiri. Benar adanya, para dosen juga memerlukan informasi mengenai dunia kerja saat ini. Sangat disayangkan apabila apa yang dipelajari selama di kampus ternyata sudah tidak relevan lagi dengan dunia industri.

    Ini ya bedanya mempunyai Menteri yang berpikiran inovatif.

    BalasHapus
  7. Persis sama dengan pendidikan di luar negeri ya mba. Adik saya yg kuliah di Singapura juga begini, dia 1 tahun lebih magangnya di perusahaan. Beberapa perguruan tinggi swasta di Indonesia sebetulnya juga sudah ada kok yg memberlakukan hal sama. Adik ipar saya paling kecil itu malah masih mahasiswa langsung diterima bekerja di perusahaan tempat dia magang. Jadi, sebetulnya kebijakan ini ide dasarnya bagus. Nah, tantangan berikutnya adalah dosen bakal banyak yg nganggur, atau minimal nganggur selama mahasiswanya sedang sibuk di luar. Kuliahnya juga bisa remote. Hehehe.

    BalasHapus
  8. Cakep ini kalau bisa dilaksanakan dan berjalan lancar. Apalagi dengan tujuan lebih banyak menyiapkan soft skill yang dimiliki dengan tujuan generasinya nanti mampu bersaing di era industri terkini

    BalasHapus
  9. wah, dihapuskan ya? Padahal keren juga programnya mempersiapkan skill dalam mahasiswa siap kerja usai kuliah nanti. Sayang sekali ya.

    BalasHapus
  10. Menarik sekali idenya pak menteri. Selalu inovatif. Semoga bisa terwujud dan pastinya banyak pihak yang mendukung. Karena biasanya praktiknya penuh tantangan juga karena ada aja yang nggak sepemikiran..

    BalasHapus
  11. Semoga lebiih baik kerjasamanya dengan dibukanya kembali hal itu, kebanyakan di daerahku juga gitu mba. Yang magang ditempatnya nanti akhirnya keterima kerja di sana juga.

    BalasHapus
  12. Wahhh keren juga nih, lulusan D3 tapi menghasilkan tenaga terampil. Semoga lancar kerjasama nya btw di Jakarta ada gak ya, anakku tahun ini lulus SMK.

    BalasHapus
  13. Sayang sekali ya mbak, semoga Mentri pendidikan yang sekarang bisa kilas balik melihat keuntungan program ini. Dan mengembangkan kembali membuka jurusan lain. Mamak pun gak banyak keluar uang buat kuliah 8 semester..hehehe..

    BalasHapus
  14. Nah ternyata udah ada buktinya dengan penerapan kampus merdeka ini mahasiswa jadi lebih terlatih dan terlampir. Saya pribadi juga setuju dengan konsep yang ditawarkan Nadien ini. Yah kita lihat saja penerapannya nanti gimana.

    BalasHapus
  15. Penasaran euy gimana nanti pas praktik industri selama 3 semester ini terlaksana. Semoga benar-benar cocok diterapkan deh.

    BalasHapus
  16. Wah, saya mau banget kalau ada kampus merdeka gini, untuk anak Mbarep, tentunya. Program ini memungkinkan ia bisa cepat kerja. Jadi ga pusing cari uang kuliah, emaknya.

    BalasHapus
  17. Yang terjadi di lapangan sekarang, lulus kuliah masih bingung mau ngapain, sementara saingan masuk ke dunia kerja dengan title yang serupa, jumlahnya bejibun. Jadi lulusan yang siap pakai, artinya memang pola didiknya dilatih siap kerja ya mbk, bukan hanya teori semata

    BalasHapus
  18. semoga bisa terserap oleh lapangan kerja yang tersedia

    BalasHapus
  19. Mengenai kerja di industri selama beberapa semester ini, saya setuju gak setuju. Setujunya ya karena pastinya ini menjadi kesempatan bagus buat mahasiswa untuk berlatih di Dunia kerja yang mempersiapkan dia untuk jadi tenaga terampil yang siap pakai. Tapi gak setujunya karena magang ini biasanya gak dibayar. Mengenakan pihak industri. Kalo saja dibayar, mungkin saya setuju.

    BalasHapus
  20. Keren. Semoga dengan diterapkannya kembali di tempat Mba berkarir sebab kemendikti telah mengijinkannya, maka makin banyak mahasiswa yang lulus bukan hanya bermodal ijazah sementara skill kurang terasah lagi ya. Saya termasuk terpana dan penasaran dengan kejutan kejutan baru di dunia pendidikan Indonesia belakangan ini.

    BalasHapus
  21. Iya bener, sepaham nih sama sistem kuliah kerja industri. Jadi mahasiswa diajarkan juga bagaimana mencari nafkah. Biar nggak blank banget saat lulus. Minimal mereka tau tentang dunia kerja. Karena teori kan suka berbeda jauh sama di lapangan.

    BalasHapus
  22. mencetak mahasiswa yang soap kerja ya emg hrs gini sih.. memperbanyak pengalaman lapangan

    BalasHapus

Posting Komentar

Terimakasih sudah berkunjung, ditunggu komen positifnya

Postingan populer dari blog ini

Begini Persiapan Keluarga Mombassador SGM Eksplor Menghadapi Era New Normal

Pangsit Mie Bromo Pojok Malang

Bakmi Mbah Hadi Terban