Omah Pengetahuan

Sebulan sudah anak-anak belajar di rumah, ada yang menggunakan platform pembelajaran online , ada yang bertatap muka virtual menggunakan aplikasi zoom, ada yang menerima dan melaporkan tugas lewat wa group. Semua metode itu membutuhkan koneksi internet. Lalu bagaimana bagi yang terkendala dengan internet, baik karena nggak memiliki sarana atau wilayahnya memang susah sinyal? Tenang, karena pemerintah melalui kemendikbud telah memikirkan hal ini. Dan mulai Senin, 13 April nanti, anak-anak bisa belajar di rumah dengan menyimak siaran TVRI.

Jumlah penduduk Indonesia yang positif terserang virus Corona terus bertambah, bahkan sudah mencapai angka ribuan. Anak-anak sekolah yang semula direncanakan hanya 2 minggu belajar di rumah, harus memperpanjang masa belajarnya di rumah. Ada daerah yang meminta siswa belajar di rumah sampai akhir April, ada yang sampai akhir Mei. Akhirnya, mau tak mau, masyarakat pun harus mengenal pembelajaran online

Situs dan aplikasi belajar online sedang menjadi bintang saat ini menyusul himbauan agar anak sekolah belajar di rumah mulai 16 - 30 Maret 2020. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran virus Corona yang tengah melanda Indonesia. Karena siswa belajar di rumah, mau tak mau, teknologi harus digunakan untuk menjembatani proses belajar mengajar. Salah satu situs dan aplikasi yang direkomendasikan oleh kemdikbud adalah rumah belajar.

Dunia pendidikan, utamanya perguruan tinggi sedang diguncang oleh pernyataan Menteri Pendidikan tentang kampus merdeka. Setelah sebelumnya mencetuskan ide merdeka belajar, kini disusul dengan Kampus merdeka. Apa sih maksudnya kampus merdeka ini?

Ketrampilan berpikir tingkat tinggi, tahun kemarin sempat di programkan oleh pemerintah untuk diterapkan di sekolah-sekolah. Kondisi itu dilatarbelakangi oleh masih rendahnya peringkat Indonesia dalam Programme for International Student Assessment (PISA) dan Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dibandingkan dengan negara lain. Dalam berbagai kesempatan, saya sempat berbincang dengan para guru. Kebanyakan dari mereka masih bingung untuk menerapkan pembelajaran yang berorientasi pada ketrampilan berpikir tingkat tinggi ini. Lha, kalau gurunya saja masih bingung dan gamang, bagaimana nanti bisa menyampaikan ke siswanya?